Cyberindonesia.net – Pemerintah Provinsi Lampung mendorong gerakan pelestarian lingkungan agar lebih masif dan berdampak luas bagi ekosistem. Satu di antaranya dengan penanamam 1.000 bibit mangrove dalam kegiatan Sigma Environmental Project 2025.
Proyek Lingkungan yang diinisiasi Pramuka Satya Ginung Dharma Yayasan Al Kautsar Kota Bandar Lampung, itu dibuka Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Jihan Nurlela di Mangrove Cuku Nyinyi, Desa Sidodadi, Kabupaten Pesawaran, Rabu, 9 Juli 2025.
Wagub Lampung mengajak generasi muda untuk aktif merawat bumi dengan menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove. Program lingkungan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya pemberdayaan ekosistem laut.
Jihan menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Terutama dalam memitigasi krisis iklim global.
Menurut Jihan, gerakan anak muda seperti Pramuka Al Kautsar merupakan garda terdepan dalam menjaga dan merawat lingkungan.
“Mencintai alam bukan hanya slogan, tetapi aksi nyata. Kegiatan ini bukan sekadar menanam pohon, tapi sebuah deklarasi bahwa generasi muda Lampung siap merawat bumi,” ujar Jihan.
Jihan menyebut pentingnya ekosistem mangrove sebagai zona penyangga kehidupan yang harus dijaga dan dilestarikan bersama.
“Mangrove memiliki fungsi sebagai penjaga daratan sekaligus pelindung biota laut,” kata Wagub Lampung.
Jihan mengingatkan masyarakat untuk menjaga mangrove dan jangan merusak satu bagian pun sebab dalam satu hutan mangrove, terdapat keterkaitan antara setiap helai akar, satu kepiting, dan satu pohon mangrove yang membentuk sistem ekologis yang rumit namun terpadu.
“Kalau kita sebagai manusia egois dan merusak satu bagian dari sistem ini, maka keseluruhan tatanannya bisa rusak. Karena itu, kegiatan seperti ini adalah langkah penting untuk mengembalikan keseimbangan alam kita,” ujar Jihan.
Wagub Lampung mengapresiasi Pramuka Yayasan Al Kautsar atas inisiatif dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Pemerintah Provinsi Lampung akan terus mendorong gerakan-gerakan pelestarian lingkungan agar lebih masif dan berdampak luas bagi ekosistem,” kata Jihan.
Wagub Lampunh juga menjelaskan bahwa Lampung memiliki hamparan hutan mangrove yang luas, terutama di wilayah Pesawaran dan Lampung Timur.
Namun, sebagian besar telah hilang akibat ekspansi ekonomi yang tidak mempertimbangkan aspek ekologis.
“Tapi hari ini, saya melihat harapan yang mulai tumbuh kembali, terutama dari kesadaran yang ditunjukkan oleh adik-adik Pramuka dan masyarakat terhadap pentingnya ekologi,” ujar Jihan.
Wagub Lampunh menyebut momentum ini sebagai waktu yang tepat untuk memperkuat komitmen menjaga alam. Sejalan dengan visi Lampung Maju Menuju Indonesia Emas, Pemerintah Provinsi Lampung telah menetapkan peningkatan kualitas lingkungan hidup dan ketahanan pesisir sebagai bagian dari agenda pembangunan jangka panjang.
“Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung program rehabilitasi mangrove. Kami juga mendorong pembangunan jalur ekowisata berbasis konservasi seperti di kawasan ini, agar masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan alam,” kata jihan.
Wagub Lampung berharap kawasan mangrove ini ke depan dapat berkembang menjadi laboratorium kehidupan, pusat studi, dan ruang pembelajaran berbasis ekowisata yang memberi dampak positif secara ekologis dan edukatif.
“Alam dijaga, hidup pun sejahtera. Inilah jejak pemuda pembela Nusantara,” ujar Jihan.***