Cyberindonesia.net – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal resmi menutup Lampung Begawi di Lampung City Mall Boemi Kedaton, Minggu, 5 Oktober 2025, malam. Selama tiga hari gelaran, pengunjung tembus 10 ribu orang dengan total transaksi mencapai Rp24,5 miliar.
Kiyai Mirza, sapaan akrab Gubernur Lampung menyoroti peran besar sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian Lampung. Berdasarkan data, terdapat 492 ribu UMKM dengan sekitar 1,5 juta keluarga menggantungkan hidup pada sektor ini.
“Dengan jumlah UMKM sebanyak itu, seharusnya komoditas-komoditas unggulan Lampung bisa terhilirisasi dan memberikan nilai tambah maksimal. Namun masih banyak tantangan, terutama pada aspek daya saing, akses modal, dan pasar,” ucapnya.
Karenanya, Gubernur Lampung menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dalam memperkuat regulasi dan kebijakan yang berpihak pada UMKM. Pemerintah tengah menyiapkan kebijakan tata niaga yang mampu melindungi sekaligus mendorong daya saing pelaku usaha kecil menengah.
“Ke depan, kami akan memastikan agar sektor pariwisata dan UMKM terintegrasi. Tempat wisata, hotel, restoran, dan toko oleh-oleh akan kami dorong agar memprioritaskan produk-produk lokal Lampung. Wisatawan datang membawa uang, dan uang itu harus dipastikan belanja produk-produk lokal,” kata Kiyai Mirza.
Gubernur Lampung menambahkan, pertumbuhan sektor pariwisata Lampung menunjukkan tren positif. Hingga Juli 2025, jumlah wisatawan domestik telah mencapai 15 juta orang, dan diperkirakan menembus lebih dari 25 juta wisatawan hingga akhir tahun.
Menurut Kiyai Mirza, peningkatan kunjungan wisata harus diikuti dengan kebijakan keberpihakan kepada pelaku usaha lokal agar manfaat ekonomi dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
“Strategi paling cepat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Lampung adalah dengan menggerakkan UMKM,” kata Gubernur Lampung.
Untuk itu, Gubernur Lampung menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku usaha dalam memperkuat sistem ekonomi daerah. Pemerintah membutuhkan dukungan dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan perbankan untuk memperkuat tata kelola dan pembiayaan UMKM.
“Pemerintah berpihak, regulasi berpihak, bank berpihak. namun yang utama, daya saing UMKM juga harus kuat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Bimo Epyanto melaporkan bahwa selama tiga hari pelaksanaan Lampung Begawi 2025, jumlah pengunjung mencapai lebih dari 10 ribu orang. Total transaksi pada tenant wastra tercatat sebesar Rp500 juta, sedangkan di tenant kuliner mencapai Rp460 juta.
Selain itu, kegiatan business matching menghasilkan komitmen transaksi senilai Rp5,5 miliar. Terutama dari sektor kopi dan makanan minuman, serta pembiayaan perbankan mencapai Rp10,4 miliar.
Bimo menilai capaian tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha Lampung mampu menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi.
“Ini menandakan bahwa di tengah tantangan, ekonomi Lampung masih bisa menunjukkan kinerja yang baik yang ditandai dengan pelaku-pelaku usaha bisa menunjukkan aktivitas usahanya yang meningkat,” ujar Bimo.***

