Lampung Siap Hidupkan Ekosistem Industri Bioethanol

Berita Utama113 views

Cyberindonesia.net – Pemerintah melakukan percepatan rencana investasi bioetanol nasional. Koperasi diberdayakan untuk memperkuat rantai pasokan energi terbarukan berbasis pertanian di Indonesia.

Demikian terungkap dalam Rapat Percepatan Rencana Investasi Bioetanol di Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal hadir mengikuti rapat bersama Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu dan Menteri Koperasi dan UKM Ferry Juliantono.

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyatakan komitmennya untuk mengoptimalkan sektor pertanian daerah sebagai bagian dari ekosistem industri bioetanol nasional.

Ia menyebut Lampung adalah produsen utama singkong, peringkat kedua untuk tebu, dan ketiga untuk jagung. Meskipun komoditas tersebut ditanam di lahan ratusan ribu hektare, pemanfaatannya untuk industri hilir masih belum maksimal.

Saat ini, Lampung memiliki dua perusahaan ethanol yang beroperasi. Namun kapasitas serapnya terhadap hasil pertanian lokal masih terbatas, yang mengakibatkan kelebihan pasokan di tingkat petani, yang berpotensi menurunkan harga.

Gubernur Lampung berharap pengembangan ekosistem bioethanol, terutama bioethanol dari jagung, dapat mengatasi masalah ini dan meningkatkan nilai tambah pertanian.

Pada kesempatan itu, Menteri Koperasi dan UKM Ferry Juliantono menegaskan Kemenkop memiliki semangat yang sama dalam mengembangkan potensi bioethanol di Indonesia, dengan melihat koperasi petani sebagai bagian penting. Keterlibatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku pertanian lokal. Hal ini sekaligus mendorong kemandirian energi dan kesejahteraan petani.

“Kementerian Koperasi memiliki semangat yang sama dalam mengembangkan potensi bioetanol di Indonesia. Koperasi petani dapat menjadi bagian penting dalam ekosistem ini,” ujar Ferry.

Ferry optimistis ekosistem bioetanol dapat segera terwujud. Hal ini didukung oleh regulasi pendukung yang telah disiapkan Kementerian Investasi serta adanya minat dari produsen otomotif besar asal Jepang, Toyota, untuk meningkatkan kapasitas produksi. Di sisi hulu, Pemerintah Provinsi Lampung telah menyiapkan ratusan ribu hektare lahan untuk bahan baku seperti ubi kayu, tebu, dan jagung.

Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu menambahkan, Indonesia kini memasuki era bahan bakar E10, campuran 10 persen etanol dalam bensin. Dengan E10, potensi pasar domestik diperkirakan mencapai tiga hingga empat juta kiloliter etanol per tahun.

Todotua juga menyebut bahwa produsen otomotif Jepang di Indonesia, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, telah menyatakan kesiapan untuk terlibat dalam pengamanan pasokan bahan baku atau feedstock bagi pengembangan hidrogen dan bioetanol, termasuk terlibat di sektor hulu industri etanol. Dukungan ini memperkuat keyakinan akan terwujudnya ekosistem bioethanol yang terintegrasi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *