Cyberindonesia.net – Atlet-atlet Provinsi Lampung berguguran pada hari pertama perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri di Kudus, Jawa Tengah, Minggu, 12 Oktober 2025. Mereka yang gugur satu dari cabang olahraga Judo, dan empat dari Taekwondo.
Judo menurunkan satu judoka putra, yakni Trio Bimantoro Kelas -60 kg. Trio yang mendapat bye di babak pertama harus mengakui keunggulan Aysel Izyan Puradin dari DKI Jakarta dengan Ippon. Sebelumnya, Aysel mengalahkan Muhammad Rafiq dari Bengkulu di babak pertama.
Sementara hari pertama laga Taekwondo, Lampung menurunkan empat atlet. Taekwondoin Rehan Pratama di kelas Gyorugi-Light Under 74 Kg, Muhammad Edo Herlando, (Gyorugi-Welter Under 80 Kg), Adelia Vinandaeini (Gyorugi -Middle Under 63 Kg), dan Sonia Mas’ud (Gyorugi -Welter Under 67 Kg). Keempatnya juga belum berhasil melewati lawan-lawan yang rata-rata dari Pulau Jawa.
Muhamad Edo Herlando kalah 0-2 melawan Taekwondoin Jateng. Sedangkan Sonia Mas’ud kalah 0-2 juga dari lawan berat asal Jawa Barat.
Siang harinya, Reham Pratama dan Adelia Vinandaeini juga mengalami kekalahan dari lawan-lawannya.
Ketua Umum KONI Provinsi Lampung Taufik Hidayat yang menyaksikan langsung pertandingan-pertandingan itu bersama Waketum II, Riagus Ria, mengatakan bahwa secara obyektif harus diakui kualitas para Taekwondoin dari Pulau Jawa jauh lebih baik dibanding anak-anak Lampung.
“Atlet kita yang turun (hari ini) belum berhasil. Kita berharap besok mulai menunjukkan kemampuan. Kita harus akui bahwa Taekwondo daerah lain dari Pulau Jawa khususnya, dan umumnya dari Kaltim, Sumut dan Riau, sudah lebih maju. Ini menjadi catatan kita dan jangan patah semangat, masih ada hari esok,” katanya.
Ada catatan tersendiri bagi Taufik Hidayat saat menjelang opening ceremony PON Bela Diri. Ketua umum KONI Lampung bersama Kadispora Lampung juga sempat berbicang terkait sarana dan prasarana, satu di antaranya gedung olahraga untuk Bela Diri.
Melihat situasi dan kondisi GOR Kaliputu yang baru saja dibangun oleh Djarum Foundation dalam rangka menyiapkan venue pertandingan cabang Bela diri kali ini, memiliki postur yang sangat mungkin bisa dibangun di beberapa perguruan tinggi di Lampung.
“Ini sebagai contohnya. Jika kita bisa bekerjasama dalam sinergi yang tepat, maka GOR seperti di Kaliputu ini bisa dibangun di Lampung. Baik itu oleh pemerintah maupun dari perguruan tinggi. Intinya membangun gedungnya juga dalam kapasitas bisa untuk Kejuaraan Nasional atau bahkan untuk Kejuaraan Asia dan dunia,” kata Taufik.
Dalam gedung ini sudah termasuk tribun di sebelah kanan dan kiri, dengan area pertandingan di tengah yang sangat memadai untuk pertandingan bela diri dengan beberapa matras maupun ring tinju.
Mungkin, lanjut Taufik, ini bisa menjadi perbandingan dan tolok ukur bagaimana Lampung ke depan bisa terus mengembangkan sinergi dengan pihak-pihak lain untuk membangun venue olahraga yang standar nasional dan internasional secara berangsur-angsur.
“Kita terus berusaha untuk mewujudkan bersama-sama,” katanya.***


