Keragaman Pangan Nusantara Simbol Kemandirian dan Kebanggaan Bangsa

Nasional93 views

Cyberindonesia.net – Indonesia memiliki potensi luar biasa yang dapat menjadi pilar utama dalam mendukung ketahanan sekaligus penganekaragaman pangan nasional.

Bagaimana tidak. Bumi nusantara punya 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber minyak dan lemak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 40 jenis bahan minuman, dan 110 jenis rempah-rempah.

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menegaskan diversifikasi pangan dipandang sebagai strategi utama untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditas pangan saja, serta memperkuat identitas budaya Indonesia yang berakar dari kekayaan tradisi kuliner nusantara.

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, Rinna Syawal,.menyampaikan Indonesia memiliki keragaman sumber pangan yang sangat kaya. Mulai dari sagu, jagung, sorgum, dan umbi-umbian, hingga berbagai jenis sumber pangan lainnya yang sejak lama telah menjadi bagian dari tradisi konsumsi masyarakat di berbagai daerah.

“Pentingnya penganekaragaman konsumsi pangan bukan sekadar isu teknis, tetapi juga menyangkut identitas budaya. Hilangnya pangan lokal berarti hilangnya sebagian jati diri bangsa,” ucap Rinna di Jakarta, Jumat, 26 September 2025.

NFA secara konsisten mendorong berbagai program yang mendukung produksi, konsumsi, dan promosi pangan lokal. Namun demikian, tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengubah cara pandang masyarakat agar pangan nusantara tidak lagi dipersepsikan sebagai pangan darurat, melainkan sebagai pangan prestisius yang membanggakan dan layak dijadikan pilihan utama.

“Kita harus menjadikan pangan lokal sebagai healthy food sekaligus heritage food. Pangan nusantara tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga sarat dengan nilai sejarah serta filosofi kehidupan yang diwariskan leluhur. Dengan mengangkat pangan lokal ke dalam gaya hidup modern, kita tidak hanya menjaga kesehatan masyarakat, tetapi juga menegaskan pangan nusantara sebagai simbol kemandirian sekaligus kebanggaan bangsa,” tutur Rinna.

Rinna menyebutkan bahwa keberhasilan menjaga keberlanjutan pangan nusantara tentu tidak dapat hanya bergantung pada regulasi pemerintah. Diperlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat secara sinergis. Mulai dari komunitas adat yang menjaga tradisi, pelaku usaha yang mendorong inovasi produk berbasis pangan lokal, hingga generasi muda yang diharapkan menjadi motor penggerak perubahan pola konsumsi. Sinergi lintas sektor inilah yang akan memastikan pangan nusantara tetap relevan, adaptif, dan berdaya saing di tengah perubahan zaman.

“Mencintai pangan lokal sama artinya dengan mencintai budaya, menjaga warisan leluhur, sekaligus melestarikan bumi melalui pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan. Generasi muda diharapkan tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga berperan aktif dalam melahirkan inovasi, mengampanyekan gaya hidup sehat, serta membangun kebanggaan atas pangan nusantara di tingkat nasional maupun global,” ujar Rinna.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi dalam banyak kesempatan menegaskan bahwa upaya diversifikasi pangan bukan hanya agenda pemerintah, melainkan merupakan agenda bersama seluruh elemen bangsa.

Menurut Arief, kekayaan hayati dan pangan nusantara harus dioptimalkan secara berkelanjutan agar dapat memperkuat pondasi ketahanan pangan sekaligus menjaga kemandirian bangsa di tengah dinamika global.

“Penganekaragaman pangan adalah bagian dari strategi ketahanan pangan nasional. Dengan memaksimalkan potensi pangan lokal, kita tidak hanya membangun kedaulatan pangan, tetapi juga menyiapkan warisan berharga bagi generasi mendatang” ujarnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *