Cyberindonesia.net – Dinas Kehutan (Dishut) Provinsi Lampung bersama Komunitas Cinta Lingkungan Lampung (Tangan) menanam 5.000 bibit mangrove di Pulau Pasaran, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung, Minggu, 21 September 2025. Kegiatan memperkuat upaya pelestarian lingkungan pesisir itu dipadukan aksi bersih pantai di Pulau Pasaran.
Kepala Dinas Kehuatan (Kadishut) Y Ruchyansyah menuturkan bahwa penanaman mangrove merupakan bentuk nyata aksi mitigasi perubahan iklim. Sekaligus investasi jangka panjang untuk keberlanjutan ekosistem pesisir Lampung. Karena itu, pihaknya senantiasa mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
“Mangrove adalah ekosistem kunci. Ia mampu menahan abrasi, menjadi rumah bagi berbagai biota, dan menyimpan karbon dalam jumlah besar. Melalui kegiatan seperti ini, kita ingin menumbuhkan rasa memiliki sekaligus tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan demi masa depan generasi mendatang,” tuturnya.
Keberadaan hutan mangrove di Pulau Pasaran juga memiliki manfaat langsung bagi masyarakat pesisir, khususnya para nelayan. Akar mangrove yang rapat mampu menjadi tempat pemijahan ikan, udang, dan kepiting yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga setempat.
“Semakin luasnya tutupan mangrove, ekosistem laut akan lebih produktif dan pada gilirannya meningkatkan hasil tangkapan nelayan,” kata Ruchyansyah.
Selain itu, pantai yang terlindungi dari abrasi juga berarti menjaga keberlangsungan permukiman warga dan infrastruktur yang ada di sekitar garis pantai.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Bandar Lampung Wilsol Faisol mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, mangrove berfungsi sebagai benteng alami yang mencegah abrasi. Juga memiliki manfaat ekologis yang besar dalam menyerap emisi karbon dan menjaga habitat berbagai biota laut.
“Ini langkah nyata menjaga kelestarian ekositem pesisir, sekaligus mendukung target Net Zero Emission 2050. Pemerintah kota sangat mengapresiasi inisiatif ininkarena pelestarian lingkungan membutuhkan sinergi lintas sektor,” ujarnya.
Aksi nyata penuh semangat gotong royong ini melibatkan Komunitas Tangan, masyarakat setempat, mahasiswa, dan relawan lingkungan. Kolaborasi menghadirkan manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi wilayah pesisir Lampung lainnya untuk terus menjaga keseimbangan ekosistem laut dan darat sebagai warisan bagi generasi mendatang.***

