Cyberindonesia.net – Induk organisasi olahraga, akademisi serta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Lampung sepakat membangun prestasi olahraga Bumi Ruwa Jurai secara bersama-sama.
Semuanya siap membentuk Desain Besar Olahraga Daerah (DBOD) Lampung sebagai terobosan yang menjadikan olahraga sebagai inti dari gerakan masyarakat sehat dan mengembangkan ekonomi masyarakat.
Demikian terungkap dalam diskusi Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung Taufik Hidayat, Ketum Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Lampung Anshori Djausal, Kadispora Lampung Meiry Harika Sari di Taman Santap Rumah Kayu Bandar Lampung. Hadir juga para akademisidari Universitas Lampung (Unila) dan Institut Teknologi Sumatera (Itera), serta Bidang Binpres dan Sportscience KONI Lampung.
Ketum KORMI Lampunh Anshori Djausal menegaskan bahwa dirinya sepakat mempercepat gerakan masyarakat olahraga Provinsi Lampung. Terlebih dalam sebuah even olahraga sudah mengandung banyak hal yang terkait, termasuk ekonomi yang pasti melekat di dalamnya.
“Sadar atu tidak, kita ini sudah melakukan hal itu. Namun untuk mewujudkannya secara nyata dan kasat mata. Maka, ayo segera dilakukan! Kalian para dosen olahraga ini memiliki kemampuan dan kapasitas untuk menyusun roadmapnya. Lakukan! Jangan habis hanya sampai pada diskusi saja. Saya pasti mendukung secara maksimal dan sekuat tenaga, karena keluarga besar KORMI ini sangat besar jumlahnya. Ini bisa menjadi partner,” kata Anshori.
Ketua Akademi Lampung ini juga menyampaikan bahwa dalam setiap perhelatan multi even olahraga, di sana ada perputaran ekonomi yang sangat besar pula.
“Perhatikan, gerakannya pasti bersamaan. Ada even besar olahraga, di sana pasti ada pariwisata dan ekonomi. Itu pasti! Contoh, di Fornas beberapa waktu lalu di NTB, perputaran uang di sana ratusan miliar. Siapa yang mendapat manfaatnya, bukan saja pelaku olahraga tetapi justru dari sector pariwisata, kuliner dan UMKM yang pasti mendapatkan limpahan manfaat,” tutur Anshori.
Terkait bahan yang kemungkinan bisa menjadi acuan pada Forum Group Discussion (FGD), Anshori menyampaikan beberapa hal sebagai landasannya. Dalam Perpres No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), satu di antara visi tahun 2045 adalah mewujudkan Indonesia Bugar, dengan 70 persen masyarakat berpartisipasi aktif berolahraga sebanyak 3 kali seminggu dengan durasi minimal 60 menit. Sehingga diharapkan 60 persen memiliki tingkat kebugaran jasmani baik.
“Angka menuju 70 persen partisipasi masyarakat berolahraga di tahun 2045 diupayakan dicapai secara gradual. Dalam Permenpora Nomor 6 Tahun 2022 tentang Peta Jalan DBON, pada tahun 2023 partisipasi ditargetkan mencapai 37 persen dan 2024 sebanyak 40 persen,” ucap Anshori.
Sementara itu, Ketum KONIi Lampung Taufik Hidayat menyampaikan bahwa inisiasi KONI ini merupakan awalan saja. Sebab, harus dikerjakan secara bersama-sama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing.
“Kami sampaikan sejak awal terkait DBOD (Desai Besar Olahraga Daerah) Lampung misalnya. Ini adalah awalan bagaimana kita semua bisa membangun prestasi olahraga secara bersama-sama. KONI Lampung memiliki wilayah kerjanya sendiri yang tentu tidak mungkin masuk ke area kerja stakeholder lainnya, demikian pula sebaliknya,” ujarnya.
Namun, lanjut Taufik, terpenting adanya komunikasi intens dalam sinergi ini. Sehingga berbagai unsur bisa berjalan seiring demi tercapainya satu tujuan besarnya prestasi olahraga Lampung ke depan.
“Membangun olahraga tidak sederhana. Maka dari itu, perlu konsep yang jitu dan terinci agar dalam menjalankan programnya tidak tumpang tindih, yang justru akan menghambat pola kerja samanya,” kata Taufik.
Dalam kesempatan yang sama, Kadispora Lampung Meiry menambahkan terkait data base yang akan menjadi acuan pembinaan atlet ke depan dalam jangka waktu yang lama.
“Kami akan membentuk tim kerja dengan tugas dan kewajiban yang terinci nantinya. Siapa melakukan apa dalam rangka melaksanakan FGD itu nanti? Juga akan mengkaji secara cermat terkait roadmap dari jangka pendek, menengah, dan panjangnya,” kata Meiry.
Dia menambahkan terkait data base yang berproses itu sekaligus akan menginventarisir potensi olahraga prioritas di Provinsi Lampung.
“Terkait DBOD, kami akan mengkaji agar bisa searah dengan RPJMD Provinsi Lampung, agar semua benar-benar berjalan secara riil di lapangan,” ucap Meiry.
Dalam hal penetapan program terkait cabang olahraga potensial, namun tidak ada dalam 14 prioritas nasional dalam DBON, Meiry mengatakan bahwa kemungkinan bisa saja diselaraskan.
“Intinya, kita memang fokus pada 14 cabang olahraga itu, namun bisa bertambah dengan olahraga prioritas di daerah, bisa dikembangkan secara nasional,” kata Meiry.***

