Cyberindonesia.net – Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia ( Pengprov IMI) Lampung berniat menghidupkan kembali Kejuaraan Rally atau Sprinrally di Bumi Ruwa Jurai. Namun, IMI terkendala sirkuit permanen untuk tempat penyelengaraan kejuaraan tersebut.
Sebelumnya, IMI rutin menggelar kujuaraan lokal dan seri nasional. Pembalap- pembalap muda pun terlahir dari even-even yang digelar, baik grasstrack maupun motorcross.
Pada eranya, dari Road Race terlahir pembalab legendaris Uyun Ferdinan. Ada juga Muhammad Kadafi yang berkibar pasca dirinya pindah dari Aceh ke Lampung.
Dari Motorcross dan Grasstrack sebut saja nama-nama crosser Jonathan Rizky Maulana dari Pringsewu, dan Adi Roket, yang meraih Juara 1 Kelas FFA dan Sport & Trail dalam Kejurnas Grasstrack Region 1B Sumatera 2025 di Palembang.
Ketua Harian Pengprov IMI Lampung Doni Rochatta menegaskan bahwa untuk bisa memproduksi atlet berprestasi khususnya di cabang olahraga motor, adalah sarana dan prasarananya cukup.
“Kami sangat yakin bahwa IMI Lampung masih memiliki peluang besar dalam menempatkan pebalap motor ataupun crosser di persaingan nasional, terutama di Pekan Olahraga Nasional (PON),” ucap Doni dalam Rapat Kerja IMI Lampung, yang dipimpin Ketua Umum Hadinya Narapatindi Kota Bandar Lampung, Rabu, 27 Agustus 2025.
“Namun memang ada konsekuensinya, yakni bahwa kekurangan sarana dan prasarana kami dibantu, di antaranya (keberadaan) sirkuit permanen di Lampung,” ujar Doni melanjutkan.
Doni menyatakan bahwa keberadaan sirkuit memang harus disuarakan saat ini. Mengingat beberapa puluh tahun lalu sebenarnya Lampung hampir memiliki sirkuit di kawasan Langkapura, Kemiling. Namun nyatanya sampai saat ini masih belum terealisasi.
“Meski demikian, IMI tetap bertekad untuk terus berburu atlet muda berbakat dan berprestasi untuk balap motor maupun grasstrack. Untuk mempersiapkan ikut dalam babak kualifikasi PON, kami tetap serius. Salah satunya juga terkait pembangunan sirkuit, kami terus mendorong ini ke pemerintah provinsi Lampung. Karena untuk wilayah Sumatera, hanya Lampung yang belum punya Sirkuit,” kata Doni.
Putra dari tokoh IMI Lampung, Rochatta Ali ini mengatakan bahwa secara realita, dengan adanya sirkuit permanen maka efek sampingnya adalah tumbuh atlet-atlet muda berbakat dan akan membangun prestasi atlet balap motor dan grasstrack akan meningkat.
Program lain yang sedang dimatangkan oleh IMI Lampung adalah sosialisasi ke sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMA. Karena usia ini sudah memiliki surat ijin mengemudi (SIM) sehingga bisa direkrut untuk mejadi atlet IMI.
“Kami akan melakukan edukasi secara massif ke anak-anak sekolah, khususnya SMA agar tidak larut dalam kegiatan balapan liar di jalanan, berbahaya sekali. Akan lebih baik kalau disalurkan pada tempatnya yaitu di kejuaraan-kejuaran terutama even balapan tingkat daerah. Selain melakukan edukasi, kan sekalian mencari bibit atletnya,” tutur Doni.
Disinyalir, lanjut Doni, bahwa pelaku balapan liar itu hampir 85 persen adalah pelajar, baik SMP maupun SMA.
“IMI akan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait terutama dari Kepolisian dan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung untuk menggagas even yang bisa mengarahkan anak-anak lebih positif dalam menggemari balapan motor,” ujarnya.
Dalam rakerda tersebut, IMI Lampung juga telah memberikan penghargaan IMI Award kepada atlet berprestasi di tahun 2024-2025 pada nomor Road Race, Grasstrack, Drag Race, Drag Bike dan Karting.***
Penerima IMI Award 2025
1 Adi Roket kategori Pro
2 Barev Putu Rama, kategori Non Pro
3 Andi Kurniawan, kategori Pemula
4 Al Habib Sultan, kategori Mx 50cc
5 Andra Bima Sakti, kategori Minimoto
6. Gozi Fahrezi, Balap Motor
7. Farhan Rajendra, Drag Bike
8. Altaf Narendra Rusmono, Karting.

