Jakarta, Cyeber Indonesia – Desas-desus pemilihan ketua RW10 di lingkungan Apartemen Greenbay Pluit, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, masih terus bergulir. Sejumlah warga dari berbagai tower menyuarakan penolakan keras terhadap proses pemilihan yang dianggap tidak demokratis dan sarat kepentingan.
Hal tersebut warga Tower A, Suwandi menyampaikan bahwa sejak awal proses pemilihan RW.10 terkesan tidak transparan. Ia menyoroti perubahan regulasi yang membingungkan dan cenderung menguntungkan pihak petahana.
“Kita ingin RW dipilih langsung oleh warga. Jangan ada aturan yang berubah-ubah, kadang pakai Pergub, kadang aturan lain, tapi selalu yang menguntungkan petahana,” ujar Suwandi, Sabtu malam (2/8/2025).
Pernyataan senada juga disampaikan warga Tower H, Daniel, yang menduga proses musyawarah RW 10 sudah diatur sedemikian rupa oleh satu kelompok yang mendominasi.
“Yang milih cuma itu-itu saja, 26 orang, semuanya satu tim. Saya protes keras. Pemilihan RW harus dilakukan langsung oleh warga, bukan lewat mekanisme tertutup yang hanya menguntungkan segelintir orang,” tegas Daniel.
Ia berharap pemilihan RW mendatang benar-benar mencerminkan semangat demokrasi dan aspirasi warga.
“Kami tidak menolak siapa pun yang mencalonkan diri. Tapi RW harus dipilih warga, bukan ditentukan lewat skenario yang tidak transparan,” sambung Daniel.
Sikap tegas juga ditunjukkan oleh Elsye (Anne), warga Tower C RT 03. Ia meminta agar Lurah Pluit hadir langsung dan mendengarkan keluhan warga, bukan hanya mengandalkan laporan dari bawahan.
“Kami ingin pemilihan RW dilakukan secara adil dan jujur. Tolong Pak Lurah turun langsung, jangan cuma dengar laporan. Duduk bareng warga, dengar suara kami!” ujar Anne.
Sebelumnya, polemik pemilihan ketua RT/RW di lingkungan Apartemen Greenbay diduga kuat banyak drama dan setingan. Pasalnya proses musyawarah justru dinilai sarat permainan terselubung diduga dikendalikan oknum Kelurahan Pluit bersama pengurus RW aktif.
Salah satu warga aktif dan pemerhati lingkungan Greenbay yang mengaku hak atas aset di Apartemen itu,, Suhari angkat bicara dugaan kecurangan yang selama ini tertutup rapat. Ia menyebut ketua RT.03 saat ini, berinisial SH, tidak tinggal di kawasan Green Bay Pluit, meski memiliki KTP beralamat di sana.
Pria berambut plontos itu mengatakan bahwa salah satu syarat utama menjadi Ketua RT adalah benar-benar berdomisili dan tinggal di wilayah tempat ia mencalonkan diri.
“Saya bisa buktikan bahwa Ketua RT 03 tidak tinggal di sini. Pemilihan seharusnya transparan dan melibatkan warga yang benar-benar tinggal dan peduli pada lingkungan ini. Jangan sampai ini jadi ajang permainan yang terstruktur,” tegas Suhari dalam rapat persiapan pemilihan ketua RW, Rabu malam (29/7/2025).
“Saya sudah sampaikan ke kelurahan bahwa yang bersangkutan tidak tinggal di Greenbay, tapi tetap diloloskan. Ini jelas mencederai semangat demokrasi yang bersih dan jujur,” imbuhnya.
Pada rapat tersebut dihadiri kurang lebih 42 warga muncul, ketika draft tata tertib pemilihan ketua RW yang dirancang oleh Badan Musyawarah (Bamus). Rencana pemilihan dijadwalkan pada 15 Agustus 2025.
Namun, suasana rapat sedikit memanas ketika beberapa opsi pemilihan yang ditawarkan justru tidak melibatkan suara warga secara menyeluruh. Salah satu opsi yang mencurigakan adalah keputusan pemilihan RW akan dilakukan oleh para ketua RT dan anggota Pamus saja, bukan seluruh warga yang memiliki hak suara dan berdomisili di Green Bay.