Cyberindonesia.net – Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII di Nusa Tenggara Barat (NTB), berakhir pada Jumat, 1 Agustus 2025. Provinsi Lampung harus puas finish di urutan 12 dengan mengemas 17 Emas, 22 Perak, dan 25 Perunggu.
Jawa Barat (Jabar) memimpin klasemen dengan 99 Emas, 77 Perak, dan 81 Perunggu. Diikuti Jawa Timur 93 Emas, 80 Perak, 79 Perunggu, dan DKI Jakarta 90 Emas, 79 Perak, dan 76 Perunggu.
Khusus wilayah Sumatera, hanya Sumatera Selatan (Sumsel) masuk 10 besar nasional. Sumsel bertengger di posisi 8 dengan raihan 43 Emas, 46 Perak, dan 47 Perunggu.
Pada FORNAS kali ini, Jabar memang begitu superior. Apalagi mereka mengutus lebih dari seribu pegiat (atlet) olahraga. Bandingkan dengan Lampung yang hanya mengirimkan 216 pegiat.
Ketua Umum Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Provinsi Lampung Anshori Djausal mengapresiasi kerja keras seluruh kontingen Bumi Ruwa Jurai. Mulai dari pegiat, pelatih, pengurus Induk Organisasi Olahraga (Inorga) dan offisial, yang telah menunjukkan keseriusan menjalankan tugas dan seluruh tahapan lomba.
“Kami dari KORMI Lampung tidak dapat berkata-kata melihat perjuangan keras teman-teman pegiat di seluruh Inorga. Pasti semua punya keinginan untuk menang dan membawa medali. Namun, kita juga menyadari bahwa untuk mendapatkannya harus berhadapan dengan pesaing-pesaing yang bagus dan memiliki kualitas. Jadi, perjuangan itu tetap tidak sia-sia. Ini sudah hasil yang sangat baik untuk Kontingen Lampung,” ucap Anshori usai pertandingan Inorga Asosiasi Kungfu Tradisional Indonesia (AKTI) di GOR Praya, NTB, Jumat.
Anshori mengatakan bahwa posisi saat ini adalah watu terbaik untuk melakukan evaluasi dari berbagai hal. Di antaranya tentang regenerasi pegiat, pola latihan, termasuk pendanaan.
“Tidak dipungkiri, semua ada keterbatasan, terutama dana. Kami mengakui itu meskipun ini bukan menjadi alasan kita turun tangga. Namun, ada hal yang lebih penting kita sadari bersama yakni soal regenerasi. Perubahan yang sangat cepat dalam sirkulasi pegiat pada kelompok umur harus disikapi dengan cepat. Begitu pula inovasinya,” tuturnya.
Ia mencontohkan AKTI Lampung. Inorga ini telah menurunkan Maliha Kamila Khauf, pegiat berusia 6 tahun di kelompok usia 12 tahun. “Namun dia sudah bisa meraih medali Perak,” ujar Anshori.
Ini membuktikan bahwa Lampung menyimpan potensi yang bagus pada level pegiat muda. “Maka dari itu, untuk mempersiapkan diri menjadi tuan rumah FORNAS 2029, dari saat ini sudah harus kita pikirkan beberapa Inorga potensial untuk segera melakukan regenerasi,” ujar Anshori melanjutkan.
Pertandingan Hari Terakhir
Provinsi Lampung pada hari terakhir meraih medali dari Inorga AKTI. Terdiri dari 2 Emas, 3 Perak, dan 1 Perunggu
Amelia Rakha Ivasonya kembali menyumbang Emas dari Kategori Tangan Kosong Perguruan usia 13-18 tahun Putri. Emas berikutnya diraih Davina Alika Rahman pada Kategori Senjata Perguruan 13-18 tahun Putri.
Sementara Perak kembali dipersembahkan Maliha Kamila Khauf dari Kategori Tangan Kosong Perguruan <12 th Putri. Ditambah Gilang Saputra pada Kategori Senjata Perguruan 13-18 tahun Putra, dan Noel Alfredo Nadapdap pada Kategori Phibu 56 Kg Putra.
Sedangkan Perunggu diperoleh Atha Alghani Lisandi pada Kategori Taichi AKTI Putra.
Pelatih AKTI Lampung Andi Hajar mengakui bahwa Inorga AKTI perkembangannya sangat cepat ke seluruh Indonesia.
“Ada yang mengejutkan di FORNAS kali ini. Bahwa Jawa Tengah muncul dengan pegiat yang luar biasa, dan meraih banyak medali. Demikian juga Sumatera Utara yang memang sangat kuat pada Kategori Phibu. Maka dari itu, regenerasi ini sudah mulai. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus siapkan untuk FORNAS ke depan,” tuturnya.***