Kemenkes Siapkan 103 Apotik dan Klinik di Koperasi Merah Putih

Cyberindonesia.net – Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan Koperasi Merah Putih serentak di Klaten, Jawa Tengah, Senin, 21 Juli 2025. Program strategis nasional memperkuat kemandirian desa dan kelurahan itu juga mencakup apotik dan klinik.

Koperasi Merah Putih dirancang sebagai penggerak utama ekonomi rakyat berbasis desa dan kelurahan. Program ini menjadi wadah kolaborasi lintas sektor antara masyarakat, pemerintah, dan Badan Usaha Milik Megara (BUMN) untuk mendukung distribusi kebutuhan dasar, seperti Liquefied Petroleum Gas (LPG), pupuk, pangan, apotik dan klinik hingga layanan keuangan digital. 

Sebagai bagian dari integrasi tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut berperan aktif melalui peluncuran klinik dan apotek, yang akan menjadi bagian integral dari koperasi.

Inisiatif ini merupakan implementasi langsung dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih sebagai pilar swasembada pangan dan kesehatan.

Kehadiran layanan kesehatan di tingkat desa diharapkan dapat memperkuat ketahanan masyarakat sekaligus menjadi langkah strategis menuju desa yang sehat, mandiri, dan berdaya saing.

Saat ini, Kementerian Kesehatan bersama mitra strategis tengah mempercepat pembangunan infrastruktur Apotek Desa pada 103 titik mockup (representasi visual atau model) di seluruh Indonesia. 

“Jadi, ini akan kami intensifkan komunikasi lagi dengan para kepala desa yang ada,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat finalisasi persiapan peresmian Koperasi Merah Putih di Gedung Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Selasa, 15 Juli 2025.

Kesiapan infrastruktur Apotek Desa dalam menunjukkan progres yang menjanjikan. Mayoritas dari 103 titik telah memasuki tahap akhir persiapan operasional. Dukungan dari lintas kementerian turut memperkuat keberhasilan program ini.

“Kementerian Pertahanan juga telah memberikan kontribusi melalui hibah obat-obatan strategis untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di tingkat desa,” tambah Menkes.

Jenis obat yang disalurkan meliputi Paracetamol sebanyak 11.537.180 tablet, Asam Mefenamat sebanyak 4.716.981 kaplet, dan Cefadroxil sebanyak 1.200.000 kapsul.

Obat-obatan tersebut mencakup antipiretik, antiinflamasi, dan antibiotik sebagai bagian dari upaya memastikan akses layanan farmasi dasar yang merata di seluruh pelosok desa.

Melalui kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, industri farmasi, dan koperasi desa, program ini diharapkan mampu menjawab tantangan kesenjangan akses layanan kesehatan, sekaligus memperkuat sistem pelayanan hingga ke wilayah paling terpencil.

Peluncuran KDMP menjadi tonggak penting dalam memperluas akses layanan kesehatan dan ekonomi, mempercepat pengentasan ketimpangan wilayah, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat desa dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan kemandirian ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *