CYberindonesia.net – Program Cek Kesehtan Gratis (CKG) telah dirasakan lebih dari 12 juta masyarakat umum hingga pertengahan Juli 2025. Khusus untuk CKG sekolah dimulai pada hari pertama sekolah, Senin, 14 Juli 2025.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan 53,8 juta pelajar di 282 ribu satuan pendidikan menjadi sasaran utama.
“Kita ada 280 juta (penduduk), Puskesmas 10 ribu. Ini akan jadi terpusat ke Puskesmas. Namun dirasa belum maksimal jika hanya mengandalkan Puskesmas. Untuk itu, kita perlu melakukan pemeriksaan langsung di sekolah,” ucap Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dengan pendekatan kesehatan yang komprehensif dan pemetaan bakat berbasis teknologi, Sekolah Rakyat bukan sekadar ruang belajar, melainkan menjadi laboratorium masa depan untuk mencetak generasi unggul Indonesia.
Program CKG menjadi pilar utama dalam pelaksanaan Sekolah Rakyat. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh sebelum siswa memasuki asrama. Mencakup pengukuran berat dan tinggi badan, pemeriksaan kesehatan gigi, mata, jantung, serta tes darah.
Menkes Budi menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari quick win presiden yang telah dijalankan sejak 10 Februari 2025 melalui Puskesmas. Kemekes telah melakukan simulasi program ini di sejumlah sekolah seperti BPK Penabur dan Pondok Pesantren Assidiqiyah.
Hasilnya cukup mengejutkan. Ditemukan berbagai masalah kesehatan pada siswa. Mulai dari gangguan penglihatan, karies gigi, hingga risiko diabetes akibat riwayat keluarga.
“Masalah kesehatan selalu ditemukan di setiap anak. Entah itu diabetes, gangguan mata, karies. Semuanya kita rujuk ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Budi.
Selain pemeriksaan kesehatan, Sekolah Rakyat juga memperkenalkan pendekatan pemetaan talenta berbasis teknologi dengan kecerdasan buatan (AI). Program ini menjadi dasar pemetaan kompetensi siswa, membantu mereka mengenali potensi diri sejak dini.
Menkes Budi menegaskan komitmennya untuk memastikan kesehatan para siswa tetap terjaga selama masa belajar.
“Saya memastikan semua siswa sehat jangan sampai sakit, sampai selesai. Kalau ada penyakit menular maka diperiksa dulu, kalau ada langsung diobati, kalau perlu dikarantina sebentar setelah itu langsung sekolah,” tuturnya.
Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf, yang ditunjuk sebagai penanggung jawab operasional program, menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bagian dari strategi besar presiden dalam memperluas akses pendidikan dan memastikan tidak ada anak dari keluarga miskin yang tertinggal.
“Dalam rangka menerjemahkan gagasan presiden tentang Sekolah Rakyat ini, kami tidak bekerja sendiri. Tapi ini adalah tim besar. Bahkan presiden mengeluarkan Inpres tahun 2025, di mana tugas ini dijalankan secara bersama-sama,” ucapnya.
Menurut Gus Ipul, sapaan akrabnya, pendidikan dan kesehatan adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Oleh karena itu, siswa tidak hanya mendapatkan materi pembelajaran, tetapi juga fasilitas pendukung seperti laptop, makan tiga kali sehari, dua kali camilan, serta tempat tinggal berupa asrama.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa Sekolah Rakyat dirancang dengan pendekatan multi-entry dan multi-exit. Artinya, siswa dari latar belakang apapun diberi ruang untuk mengeksplorasi potensi dan minat mereka secara maksimal.
“Tidak usah khawatir anak-anakku. Semua potensi apapun yang anda miliki, Insya Allah akan terus dikembangkan. Mereka yang berminat di bidang scientist tentu akan didorong penguatan dan terus kebebasan eksperimennya,” ujar Muhaimin.
Ia juga mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo dijadwalkan akan meresmikan 100 Sekolah Rakyat secara serentak pada Agustus mendatang sebagai langkah percepatan implementasi program.***