Sudah 232 Jemaah Haji Wafat, 9 Asal Lampung

Cyberindonesia.net – Jemaah haji Indonesia meninggal di tanah suci terus bertambah. Hingga Rabu, 11 Juni 2025, pukul 16.00 waktu Arab Saudi, jemaah meninggal mencapai 232 orang. Sembilan di antaranya merupakan jemaah asal Provinsi Lampung.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementerian Agama, 62.93 persen jemaah yang wafat berjenis kelamin laki-laki, dan perempuan 37.07 persen.

Dari sisi usia, 57.33 persen jemaah wafat merupakan lanjut usia. Sisanya, 42,67 persen dalam rentang usia produktif 41-64 tahun.

Jemaah meninggal tercatat merata sejak awal fase kedatangan di Tanah Suci. Laporan menunjukkan bertahap sejak 3 Mei-11 Juni 2025. Tertinggi terjadi pada 10 Juni 2025, sebanyak 16 jemaah wafat.

Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Erwinto membenarkan sembilan jemaah haji Lampung wafat. Terakhir atas nama
Satiman, jemaah asal Kota Bandar Lampung, wafat di Hotel Mashakin Alhiat, Arab Saudi, Senin malam, 9 Juni 2025.

Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., MD., Ph.D., yang juga anggota Tim Amirul Hajj, mengatakan bahwa angka kematian jemaah haji tahun ini menjadi perhatian serius bagi Tim Amirul Hajj.

“Ini satu minggu sebelum puncak haji, data yang meninggal dunia lebih tinggi dari tahun lalu pada hari yang sama. Saat ini ada 108 orang jemaah yang meninggal dunia,” ucap Taruna.

Ia menyerukan agar seluruh potensi yang dimiliki Indonesia dimaksimalkan untuk memberikan pelayanan terbaik dan menekan angka kematian di kalangan jemaah.

“Dalam kondisi tertentu, tidak mungkin dokter-dokter di sini yang jumlahnya terbatas bisa menangani dua jutaan orang jemaah. Sudah tepat langkah pemerintah Indonesia yang membawa petugas kesehatan ke sini untuk mendampingi para jemaah,” ujarnya.

Di sisi lain, ia juga mendengar bahwa saat ini terdapat permasalahan di mana petugas kesehatan tidak dapat melayani jemaah karena persoalan izin operasional klinik dan praktik.

“Sebab sesuai aturan, tempat pelayanan dan petugas kesehatan yang bertugas di suatu negara harus memiliki izin operasional/praktik di wilayah tersebut,” ungkap dr. Taruna.

Taruna mengatakan bahwa untuk menangani permasalahan tersebut, ia akan berbicara dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi. Mengingat ada lebih dari 200 ribu jemaah haji Indonesia yang perlu dilayani oleh para petugas kesehatan.

“Jadi, saya bersama Amirul Hajj akan berbicara dengan Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Arab Saudi,” tuturnya.

Tahun 2024, sebanyak 461 jemaah wafaat hingga akhir operasional haji. Sebagian besar meninggal di Makkah (353). Lainnya, wafat di Madinah (60), Mina (32), Arafah (6), dan Jeddah (10).***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *